REVITALISASI PRODUKSI PERTANIAN MELALUI INTRODUKSI VARIETAS TANAMAN BERNILAI

`


Pendahuluan

Bali yang dikenal sebagai destinasi wisata terbaik dunia telah menyebabkan berkembangnya
nilai-nilai konsumen yang sangat dinamis. Sebanyak 5 juta wisatawan dari berbagai Negara, 7.5
juta wisatawan domestic berkunjung setiap tahunnya ke Bali. Nilai-nilai konsumen yang
dimaksud adalah pemenuhan terhadap mutu, baik intrinsik maupun ekstrinsik, dan pelayanan
sebagai konsumen modern. Termasuk pula konsumen local Bali yang cenderung berubah dari
konsumen tradisional ke konsumen modern. Untuk memenuhi kebutuhan nilai-nilai tersebut,
diperlukan suatu system pertanian yang tangguh dalam mengkreasi nilai melalui system rantai
nilai terintegrasi dan terkendali. Hal ini berlaku pula untuk system pertanian dengan tujuan
ekspor, di samping untuk memenuhi nilai konsumen di Negara pengimpor juga harus complient
dengan regulasi non-tariff barrier yang ketat.
Kenyataan bahwa system pertanian yang masih ada dan mendominasi sampai saat ini adalah
system pertanian tradisional yang tidak terintegrasi. Petani berproduksi tanpa kendali secara
jelas dan menjual produknya kepada trader-kolektor yang interaksinya sesaat dan dominan
ditentukan oleh harga tanpa orientasi nilai yang jelas. Kolektor berinteraksi dengan rantai
berikutnya juga dengan interaksi yang sama.
Untuk itu, Bali memerlukan revitalisasi system pertanian secara menyeluruh mulai dari subsistem
produksi, pascapanen, distribusi dan pemasaran dengan manajemen terintegrasi yang
memperhatikan aspek social-budaya, penyelamatan lingkungan, dan perdagangan berkeadilan
(fair trade). Tujuan revitalisasi adalah membangun system pertanian Bali yang berdaya saing
tinggi untuk keseahteraan masyarakat tani.
Faltfform Penguatan Sistem Pertanian Bali
Untuk membangun system pertanian yang berdaya saing tinggi dalam mengkreasi nilai
konsumen yang berkembang dinamis, memerlukan platform yang jelas. Pertama kita harus
mendefinisikan apa yang dimaksud nilai konsumen/pasar yang sering juga disebut willingness
to pay. Nilai untuk konsumen modern adalah pemenuhan terhadap mutu intrinsik dan/atau
mutu ekstrinsik, juga dalam bentuk pelayanan (services). Mutu intinsik adalah mutu yang
melekat pada produk, sedangkan mutu ekstrinsik tidak melekat pada produk seperti branding,
ecolabeling, dan lainnya. Bali, sebagai destinasi wisata internasional, mempunyai keunikan nilai
konsumen tersendiri, termasuk berkembangnya kebutuhan akan mutu ekstrinsik.
Berkenaan dengan keunikan tersebut, maka penguatan melalui revitalisasi system pertanian
harus mempunyai flatform yang jelas. Flatform yang sesuai untuk Bali adalah system pertanian
dengan rantai nilai yang integrated, collaborative, fair trade, eco-friendly dan socially
responsible. Platform ini mendekatkan pada philosophy hidup harmonis berkelanjutan Tri Hita
Karana. 

Revitalisasi Sub-sistem Produksi 
Revitalisasi sub-sistem produksi adalah salah satu bagian penting dari penguatan system
pertanian secara keseluruhan. Introduksi varietas atau spesies baru, serta teknologi budidaya
dan pengendalian hama/penyakit secara efisien, efektif, produktif, adaptif dan eco-friendly
sangat diperlukan. Introduksi varietas jeruk keprok RGL dan varietas F1 bibit strawberry early
bright, Dorit dan Early bright x Tokii adalah dalam rangka revitalisasi sub-sistem produksi.
Pembentukan Forum Pemuda Tani Bali
Masa depan pertanian Bali ada pada pemuda tani Bali. Namun masih banyak pemuda tani
mempunyai ketidakmampuan mengakses informasi, teknologi, pasar, dan mengembangkan
kolaborasi untuk bisa tetap exis menekuni bidang pertanian. Dengan perkembangan gaya
hidup yang meningkat sebagai imbas pariwisata, mereka merasa sudah tidak efisien lagi
menekuni bidang produksi pertanian. Adanya kecenderungan harga lahan yang tinggi,
menyebabkan kecenderungan penjualan lahan, dan hal ini merupakan penyebab utama
terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian di Bali.
Disisi lain, ada pemuda tani mempunyai kemampuan tinggi untuk mengakses informasi,
teknologi, pasar dan membangun jejaring, namun belum kuat membangun system rantai nilai
dalam memenuhi kebutuhan pasar yang dinamis. Mereka masih membutuhkan dukungan
untuk membangun system rantai nilai yang kuat dan kompetitif.
Dengan terbentuknya Forum Pemuda Tani Bali, dapat digunakan sebagai wadah berkomunikasi,
berbagi, berdiskusi, mencari dukungan atau saling membantu untuk membangun system rantai
nilai yang kompetitif. Sistem rantai nilai ini diperlukan untuk dapat mengisi atau memenuhi
kebutuhan pasar di Bali sebagai daerah pariwisata dunia.
Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 tahun 2018
Dengan terbangunnya system rantai nilai yang kuat maka Peraturan Gubernur Bali Nomor 99
tahun 2018 dapat mendukung dan bahkan menjamin keterserapan produk di pasar dinamis
Bali, terutama institutional consumers (hotels, restaurants, catering services) dan pasar
moderns (supermarkets / hypermarkets). Dengan terpenuhinya nilai-nilai konsumen melalui
system rantai nilai yang kuat, serta didukung oleh Pergub No. 99 tahun 2018, maka tidak ada
alasan yang rasional bagi institutional consumers dan modern markets untuk menolak produk
bernilai local Bali.


Udayana Community Development Program (UCDP), Universitas Udayana
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub-tropika Balitjestro), Malang.
Forum Pemuda Tani Bali
April 2019